Karena serbet berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat dan melibatkan industri jasa, maka tinta yang digunakan harus aman dan tidak beracun, kuat dalam daya rekat, dan tidak berdarah. Pencetakan serbet pada awalnya dicetak dengan tinta jenis minyak, yang ditandai dengan kemampuan beradaptasi yang baik pada mesin, tetapi bahan cetakan memiliki bau yang sangat kuat. Beberapa printer napkin yang menggunakan teknologi cetak letterpress mencoba menggunakan tinta glikol (washable) untuk mencetak napkin untuk menghilangkan bau bahan cetakan. tinta, dan mereka telah merasakan keunggulan tinta berbasis pigmen dibandingkan tinta berbasis pewarna. Dalam konteks ini, teknologi pencetakan flexographic telah melangkah ke tahap pencetakan serbet, dan keunggulan utamanya adalah sebagai berikut.
(1) Baunya lebih kecil, dan memiliki ketahanan kimia dan ketahanan abrasi yang baik.
(2) Mengurangi fenomena pendarahan tinta. Ketika beberapa serbet terkena minuman, tinta di atasnya akan mengotori taplak meja atau pakaian berwarna putih, yang akan menimbulkan keluhan konsumen. Tinta berbasis air pencetakan flexographic mengandung resin dan lilin yang mengeras setelah pengeringan. Setelah pigmen menggantikan pewarna, pendarahan tinta dikurangi seminimal mungkin.
(3) Perlindungan lingkungan: Karena limbah tinta (seperti tinta berbasis air dan tinta berbasis pelarut) dapat mendaur ulang pigmen, tinta cetak flexographic berbasis air lebih ramah lingkungan. Karena tidak menghasilkan VOC, tinta berbasis air pencetakan flexographic memenuhi persyaratan perlindungan lingkungan untuk mengurangi emisi VOC.
(4) Meningkatkan keuntungan perusahaan: mengurangi tekanan harga dan persediaan tinta, yang sangat membantu operasi perusahaan.